Lompat ke konten

Liga Champions 2025/26: Cara Baca Format “Fase Liga” & Dampaknya ke Pasar Taruhan

Raja Hoki mainnya di 365raja.id — Blog & Panduan

Liga Champions 2025/26 kembali memakai format baru yang menggantikan fase grup klasik dengan fase liga (sering juga disebut Swiss model). Intinya: 36 tim berada dalam satu tabel besar, dan setiap tim memainkan 8 laga (4 kandang + 4 tandang) melawan 8 lawan berbeda—bukan lagi 3 lawan yang dihadapi home & away. Setelah 8 matchday selesai, peringkat di tabel menentukan siapa yang langsung ke 16 besar, siapa yang harus play-off, dan siapa yang tersingkir. Buat penonton dan bettor, format ini membuat setiap gol dan setiap selisih skor punya bobot nyata sampai matchday terakhir.

Ringkasan cepat (biar kebayang)

  • Komposisi: 36 klub disusun dalam satu tabel fase liga.
  • Jumlah laga: 8 pertandingan per klub (4 kandang, 4 tandang), lawan selalu berbeda.
  • Undian lawan: berbasis 4 pot koefisien; tiap tim bertemu 2 lawan dari tiap pot (1 kandang, 1 tandang) dengan prinsip no same association dan batas maksimal lawan sesama liga.
  • Lolos ke fase gugur: peringkat 1–8 langsung ke babak 16 besar; peringkat 9–24 masuk play-off dua leg untuk memperebutkan 8 tiket tersisa; peringkat 25–36 tersingkir dari kompetisi Eropa musim itu.
  • Tiebreak (jika poin sama): urutan utamanya selisih gol → gol memasukkan → gol tandang → jumlah menang → menang tandang →… hingga disiplin & koefisien.
  • Jadwal inti: Matchday 1 mulai 16–18 September 2025 dan berakhir 28 Januari 2026; final di Budapest, 30 Mei 2026.

Jadwal penting 2025/26

Fase liga tersebar dari pertengahan September sampai akhir Januari, lalu disusul play-off pada Februari dan babak 16 besar di Maret. Kalender ini memberi jeda cukup panjang di Desember–Januari yang sering memengaruhi rotasi skuad (cedera, beban liga domestik, turnamen internasional). Final musim ini digelar di Budapest pada 30 Mei 2026—detail yang relevan untuk menakar beban perjalanan tim bila melaju jauh.

Bagaimana undiannya bekerja?

Kunci memahami fase liga adalah cara memilih 8 lawan. Semua peserta dibagi ke 4 pot berdasarkan koefisien klub. Untuk tiap tim, sistem undian akan:

  • Menarik 2 lawan dari Pot 1–4 (total 8 lawan).
  • Menetapkan 1 kandang + 1 tandang dari masing-masing pot (total 4 home + 4 away).
  • Menghindari lawan dari asosiasi (liga) yang sama, dan membatasi maksimal dua lawan yang berasal dari asosiasi sama (ketika diperlukan).

Konsekuensinya, kekuatan jadwal tiap tim bisa bervariasi (tergantung “komposisi pot” yang didapat). Ini menambah dinamika analisis kekuatan jadwal (strength of schedule) sepanjang fase liga.

Tiebreak: apa yang diutamakan kalau poin sama?

Karena banyak tim tidak saling berjumpa satu sama lain, UEFA tidak memakai head-to-head sebagai pengukur utama. Urutan tiebreak pada fase liga adalah:

  1. Selisih gol keseluruhan,
  2. Gol memasukkan,
  3. Gol tandang,
  4. Jumlah kemenangan,
  5. Kemenangan tandang,
  6. Kinerja kolektif lawan yang dihadapi (poin, selisih gol, gol memasukkan),
  7. Poin disiplin (kartu),
  8. Koefisien klub.

Implikasinya jelas: mengejar margin gol dan tetap menyerang saat tandang bisa berdampak besar pada posisi akhir—bahkan ketika tiket sudah aman, perbedaan satu-dua gol tetap menentukan peringkat dan jalur undian.

Siapa langsung lolos? Siapa harus play-off?

  • Peringkat 1–8: otomatis lolos ke 16 besar (keuntungan besar—fisik lebih segar, risiko tersisih berkurang).
  • Peringkat 9–24: masuk play-off dua leg. Peringkat 9–16 berstatus unggulan (biasanya diuntungkan untuk leg kedua kandang) dan diundi melawan peringkat 17–24. Pemenang 8 tie ini bergabung dengan delapan besar tadi untuk membentuk 16 besar.
  • Peringkat 25–36: selesai; tidak turun ke Liga Europa.

Mulai 16 besar, turnamen kembali mengikuti format gugur dua leg yang sudah kita kenal. Catatan penting: aturan gol tandang di babak gugur sudah dihapus—kalau agregat imbang, lanjut extra time dan adu penalti bila perlu.

Dampak ke pasar taruhan & cara membaca peluang

Format baru menggeser fokus dari “cari tiket lolos grup” menjadi mengejar posisi setinggi mungkin demi jalur gugur yang lebih ringan. Buat bettor, ini beberapa konsekuensi praktis:

  1. Nilai selisih gol naik
    Karena tiebreak #1 adalah selisih gol, tim favorit yang unggul tipis sering tetap mengejar gol tambahan. Ini memengaruhi pasar Asian Handicap dan over/under menjelang akhir laga.
  2. Gol tandang tetap bernilai… di fase liga
    Meski gol tandang di babak gugur sudah tak dipakai, pada fase liga ia tetap menjadi kriteria tiebreak (#3). Artinya, beberapa tim bisa tampil lebih proaktif saat tandang, terutama pada matchday akhir ketika tabel mulai ketat.
  3. Rotasi & beban jadwal lebih menentukan
    Delapan lawan berbeda dengan sebaran kalender yang melebar (termasuk “exclusive week”) membuat kedalaman skuad jadi faktor taruhan yang vital—cek cedera, perjalanan jauh, dan prioritas domestik.
  4. Play-off menambah “lapisan risiko”
    Tim peringkat 9–24 harus melewati dua leg ekstra. Ini penting untuk proyeksi futures: peringkat 1–8 sering punya harga lebih rendah (peluang lebih besar) menuju fase akhir karena beban ekstra tidak mereka jalani.
  5. Strength of schedule (SOS)
    Karena lawan ditentukan oleh pot, dua tim dengan poin sama bisa punya kualitas lawan yang berbeda. Dalam analisis model, pertimbangkan SOS saat membaca “kekuatan sebenarnya” suatu tim.

Checklist singkat sebelum pasang analisis

  • Posisi tabel + selisih gol + gol tandang tim terkait (bandingkan pesaing satu peringkat di atas/bawah).
  • Kualitas lawan tersisa (berdasarkan pot & performa aktual, bukan nama besar semata).
  • Rotasi & jadwal (padat Des–Jan, perjalanan Eropa, cuaca).
  • Kondisi pemain kunci (cedera/baru pulih).
  • Motivasi: mengejar 1–8 (hindari play-off) vs sekadar aman 9–24 vs “kejar mati-matian” hindari 25–36.

FAQ mini

Berapa banyak pertandingan per tim di fase liga?
Delapan laga: empat kandang dan empat tandang, lawan selalu berbeda (dua lawan dari tiap pot).

Apakah tim peringkat 25–36 turun ke Liga Europa?
Tidak. Mereka langsung tersingkir dari kompetisi Eropa musim itu.

Apa bedanya tiebreak fase liga dengan era grup lama?
Dulu head-to-head sangat menentukan. Kini, karena tidak semua tim saling berjumpa, selisih gol menjadi patokan pertama, diikuti gol memasukkan dan gol tandang.

Apakah aturan gol tandang masih berlaku?
Di fase gugur (dua leg), aturan gol tandang sudah dihapus. Tapi di fase liga, gol tandang masih menjadi kriteria tiebreak (urutan ke-3).


Catatan tanggung jawab

Analisis di atas bertujuan edukatif. Bermainlah bertanggung jawab, tetap patuhi hukum setempat, dan kelola risiko saat menonton maupun bertaruh.

Terakhir diperbarui: 16 September 2025


Sumber & Referensi

  • UEFA — New format for Champions League post-2024 (penjelasan resmi 36 tim, 8 laga, jalur ke 16 besar, 9–24 play-off, tanpa akses UEL untuk 25–36). UEFA.com
  • UEFA — League phase draw pots confirmed (pot undian, prinsip 2 lawan per pot, 4 home/4 away, larangan sesama asosiasi, jadwal matchday & fase gugur 2025/26). UEFA.com
  • UEFA Regulations 2025/26 — Article 17: Match system – league phase (8 lawan, 4 kandang/4 tandang, aturan urutan home/away per matchday). UEFA Documents
  • UEFA Regulations 2025/26 — Article 18: Equality of points – league phase (urutan tiebreak: selisih gol → gol memasukkan → gol tandang → menang → menang tandang → dst.). UEFA Documents
  • UEFA — All the league phase fixtures 2025/26 (kalender fase liga & final di Budapest 30 Mei 2026). UEFA.com
  • UEFA — Away goals rule: why UEFA scrapped it (konfirmasi penghapusan aturan gol tandang di babak gugur). UEFA.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version